28/11/09

keberadaan transgender atau yang lebih kita kenal WARIA di mata masyarakat

Saya tertarik untuk membahas akan kasusu ini..karana waktu itu tanpa dsengaja ada temen baru yang kenalan ny waktu itu di stasiun UI..hhe
Dalam posting saya kali ini membahas tentang keberadaan transgender atau waria atau bencong atau homoseks atau lesbian atau apalah orang sering mnyebutnya…
Manusia sebagai makhluk social, jelaslah tak dapat hidup sendiri dalam dunia ini,baik dalam konteks fisik maupun dalam konteks social budaya.setidaknya sejak lahir,secara ilmiah manusia tidak dapat menggantungkan hidup nya sendiri untuk bertahan hidup.dan di sinilah kemudian, manusia perlu berhubungan dengan manusia lain untuk d pat memenuhi kebutuhannya,baik secara lair maupun batin..psikis maupun psikologis….
Menyebut nama waria sudah hampir tak asing lagi di telinga kita,namun keakraban telinga mendengar nama tesebut tidak berarti serta merta mencerminkan pula penerimaan social bagi keberadaannya.hidup sebagai transgender dapat dikatakan lebih dari permasalahan krisis identitas atau proses pencarian identitas belaka.di sini mereka hidup berjuang untuk mendeklarasikan kenyataan bahwa identitas fisik yang ada sangat berbeda dengan roh dan jiwa yang ada saat mereka dilahirkan.sehingga kondis tersebut sangat mempengaruhi pencerminan identitas aktualnya atau bagaimana mereka ingin direpresentasikan.

Sebenarnya penerimaan waria di masyarakat seringkali dibagi menjadi dua sudut pandang:
1.penerimaan secara individual ataupun komunitas..sudut pandang ini bergantung pada perilaku social sehari-hari yang direpresentasikan oleh para waria,lepas dari komunitas nya.
2.waria dipandang dalam satu sisi yang cukup historis…naahhh..susut pandang inilah yang mengakibatkan waria seringkali di pandang dekat dengan tindakan atau perilaku asusila seperti:pelacuran,seks bebas ataupun penyakit kotor.
Namun disisi lain, waria diterima hidup bersama di lingkungan karena kepentingan ekonomis dan pertimbangan lain.dan tak dapat dipungkiri,seoarang waria walaupun posisinya tersudutkan serta terisolir dari kehidupan social.mereka tetap menjadi bagian dari masyarakat.seperti masyarakat normal lainnya,untuk bertahan hidup mereka tetap dituntut melakukan interaksi dengan masyarakat.selain untuk kepentingan bermasyarakat hal itu dilakukan juga untuk memenuhi kebutuhannya akan pengakuan atas eksistensi dirinya serta kesempatan bergaul secara normal sebagai masyarakat.

1 komentar:

  1. postinganya bagus mbak fikancut, sehubung di blogspot java scrip bisa di include, coba masukan beberapa widget booster atau widget tambahan, blognya menarik :D

    BalasHapus

 

this is my blog Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang